Halo!

Selamat datang kembali ke Sepekan Lingkungan, nawala mingguan yang menampilkan berita-berita terkait lingkungan hidup di Indonesia dan mancanegara.

Sebelumnya, Selamat Idul Fitri 1442 Hijriah bagi yang kamu merayakan. Semoga bisa berlebaran dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Berhenti bakar minyak dan batu bara

Badan Energi Internasional (IEA) mendesak penghentian pembangunan baru sektor minyak dan gas tahun ini, serta tidak ada pembangkit listrik batu bara baru apabila dunia masih ingin mengejar target “net zero” pada tahun 2050.

Selain itu, IEA juga menyatakan bahwa tidak boleh ada kendaraan berbahan bakar fosil yang dijual setelah 2035. Badan ini menyatakan bahwa investasi global untuk energi bisa ditingkatkan, dari US$ 2 triliun (Rp28,5 kuadriliun) per tahun menjadi US$ 5 triliun (Rp71,4 kuadriliun) per tahun.

Tanam pohon tidak jamin serap emisi

Kampanye “menanam pohon” sangat gencar terjadi di beberapa negara karena kontribusi untuk menyerap karbon dioksida.

Namun, para peneliti kehutanan menemukan bahwa banyak penanaman pohon, yang meski berniat baik untuk restorasi, ternyata tidak mengandalkan sains.

Laporan Mongabay mengungkapkan bahwa banyak penanaman pohon dilakukan pada padang rumput dan area bukan hutan lainnya. serta banyak yang menanam tumbuhan invasif ketimbang asli setempat.

Pidato iklim Jokowi, SpaceX milik Elon Musk di Biak, dan Konsep “Net Zero”

Sebelum libur panjang, saya mewawancarai para akademisi dan aktivis lingkungan terkait pidato Presiden Jokowi saat menghadiri Leaders Summit on Climate, inisiatif Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada akhir bulan lalu.

Meski memaparkan aksi mitigasi nasional, mereka berpendapat bahwa komitmen penurunan emisi Indonesia masih belum ambisius dan tidak bisa berkontribusi banyak dalam mencegah suhu Bumi di atas 1,5 derajat Celsius.

Para ilmuwan iklim menegaskan bahwa dampak krisis iklim akan semakin lebih intens dan berbahaya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya apabila melebihi suhu tersebut.

Antroplog dari Universitas Sydney, Australia, Sophie Chao, menuliskan pandangannya terkait pembangunan landasan roket SpaceX, milik miliarder AS Elon Musk, di Pulau Biak, Papua.

Pemerintah Indonesia telah membantah menawarkan Biak sebagai pangkalan roket SpaceX, namun rencana pembangunan dikabarkan masih berjalan.

Sebagai antropolog, Sophie mengingatkan adanya keberadaan masyarakat adat di Biak dengan pandangan hidup dan budaya berbeda dan sudah mendiami pulau tersebut selama generasi ke generasi.

Terakhir, para peneliti iklim mengungkapkan konsep “Net Zero” atau Nol Bersih tidak bisa diwujudkan, terutama karena teknologi yang belum tersedia dan apabila sudah ada, harganya akan sangat mahal.

Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa target Perjanjian Paris, mencegah suhu Bumi di atas 1,5 derajat Celsius, bukan hal yang mudah untuk dicapai dan terkesan sebagai “harapan palsu” karena para pembuat kebijakan dan ilmuwan tetap saja mengandalkan teknologi penghilangan emisi karbon dioksida, yang sebenarnya tidak berbeda dengan konsep “offsetting” (penggantian emisi karbon).

Sekian untuk “Sepekan Lingkungan” edisi kali ini, sampai jumpa pada edisi berikutnya!

Salam!

Fidelis Eka Satriastanti

Editor Lingkungan Hidup

Lingkungan

In English