The Conversation

Halo Pembaca,

Semoga Anda sehat dan lancar kegiatannya.

Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pekan ini melahirkan keputusan penting di sektor kesehatan global: Pendanaan Pandemi resmi dibentuk dan dikelola oleh Sekretariat Bersama Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Idealnya, dana untuk membangun dan memperkuat sistem kesehatan global yang responsif terhadap pandemi mencapai sekitar US$ 31 miliar per tahun. Dari jumlah itu masih butuh tambahan US$ 10 miliar dari sumber internasional. Sampai KTT ditutup Rabu lalu, baru terkumpul sekitar US$ 1,4 miliar (sekitar Rp 21 triliun) dari 24 penyumbang yang terdiri dari anggota G20, non-G20, dan lembaga filantropi global. Kita berharap makin banyak negara yang berkontribusi untuk Pendanaan Pandemi ini.

Walau masih jauh dari kata cukup, setidaknya kini kita memiliki sistem pendanaan global untuk membantu negara-negara berkembang dan miskin untuk memperkuat sistem kesehatannya agar mereka lebih siap menghadapi pandemi berikutnya.

Salah satu masalah serius hampir tiga tahun terakhir terkait pandemi COVID-19 adalah negara-negara miskin tidak memiliki anggaran yang memadai untuk membeli alat perlindungan diri tenaga kesehatan, menyediakan alat deteksi virus, membeli vaksin, dan lemahnya sistem kesehatan. Dampaknya, sistem kesehatan nasional kewalahan menghadapi serangan pandemi.

Padahal, virus dan penyakit menular tidak mengenal batas perlintasan antarnegara. Virus ikut terbang dan menyebar bersama lalu lintas penduduk dunia melalui pesawat, kapal, dan alat transportasi lainnya. Karena itu, kita harus memperkuat sistem kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah agar mereka juga memiliki kapasitas yang memadai untuk menghadapi badai pandemi yang mungkin akan datang lagi.

Dalam waktu hampir bersamaan, konferensi perubahan iklim PBB (COP 27) dilakukan pekan ini di Mesir. Forum ini juga membahas aspirasi negara-negara berkembang untuk mendapatkan ganti rugi dan pendaaan dari negara maju untuk mempercepat program mitigasi perubahan iklim dan transisi ke energi hijau. Apa hubungan antara kesehatan, perubahan iklim, dan pertumbuhan populasi? Anda bisa membacanya di sini.

Ahmad Nurhasim

Health Editor

Penyakit menular seperti COVId-19 masuk daftar teratas masalah kesehatan yang harus diwaspadai. Marco Longari/AFP via Getty Images

8 miliar penduduk: empat cara perubahan iklim dan pertumbuhan populasi mengancam kesehatan masyarakat dunia

Maureen Lichtveld, University of Pittsburgh

Banjir, misalnya, dapat mempengaruhi kualitas air dan habitat tempat bakteri dan vektor berbahaya seperti nyamuk dapat berkembang biak dan menularkan penyakit menular ke manusia.

Kesehatan

In English