Halo! Selamat datang kembali di Sepekan Lingkungan, nawala mingguan yang menampilkan beberapa artikel-artikel penting dari Indonesia dan internasional.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan upaya perlindungan terhadap laut sebesar 5% bisa menambah sumber daya ikan hingga lebih dari 20%.

Penelitian yang sudah dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences tersebut menekankan kembali bahwa Kawasan Perlindungan Laut, atau Marine Protected Areas (MPAs) tidak hanya bisa mendukung upaya konservasi laut, tapi juga menguntungkan sektor perikanan.

Di Australia, para peneliti berhasil menemukan terumbu karang yang lebih tinggi dari gedung Empire State (487,68 meter).

Terumbu karang baru ini berada di kawasan pesisir Queensland Utara, sekitar Cape York.

Robin Beaman, ahli geologi kelautan dari James Cook University di Queensland, Australia, yang memimpin ekspedisi ini, menyatakan mereka sangat terkejut sekaligus senang dengan penemuan ini.

Ia dan peneliti lainnya akan terus melanjutkan ekspedisi di Great Barrier Reef hingga 17 November mendatang dan semua hasil bisa diakses oleh publik di AusSeabed.

Dari Indonesia, rencana pembangunan fasilitas pariwisata di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, telah menimbulkan beragam reaksi, terutama dari para aktivis lingkungan. Mereka mengkhawatirkan kerusakan lingkungan dan habitat bagi Komodo, satwa endemik di pulau tersebut akan terjadi jika proyek pembangunan itu terus dilanjutkan.

Beredarnya foto komodo berhadapan langsung dengan truk pekerja konstruksi yang viral di media massa menjadi bukti ketakutan ini.

Pembangunan ini merupakan bagian dari rencana membuat Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata premium (“Bali Baru”).

The Conversation Indonesia juga telah menerbitkan beberapa artikel terkait. Artikel pertama tentang rencana pengembangan bahan bakar nabati dari sawit dan yang kedua tentang penebangan hutan yang bisa mengancam keberadaan primata di pulau Sulawesi.

Sekian dulu nawala untuk minggu ini. Sampai jumpa kembali dalam edisi berikutnya. Jangan lupa berlangganan!

Fidelis Eka Satriastanti

Editor Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup