Halo para pembaca yang budiman,

Semoga Anda selalu sukses dan sejahtera.

Saya, Yessar Rosendar, editor bisnis dan ekonomi The Conversation Indonesia, menyarikan sejumlah berita tentang bisnis dan ekonomi yang penting pekan ini.

Pekan ini salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, PT Bukalapak.com melantai di bursa saham Indonesia dan menjadi penjualan saham perdana dengan nilai terbesar – mencapai Rp 21,9 triliun.

Namun hari ketiga penjualannya, saham Bukalapak pun turun hampir 7% ke Rp 1,035/saham. Ini terjadi setelah harga sahamnya sempat meningkat hampir 25% di hari pertama penjualannya.

Banyak investor retail atau perorangan yang menjerit karena membeli di harga yang lebih tinggi. Bahkan ada beberapa investor yang meluapkan kekecewaannya dengan menuliskan komplain di bagian ulasan aplikasi Bukalapak.

Luapan kekecewaan beberapa investor menandakan banyak di antara mereka belum memiliki literasi keuangan atau wawasan serta pengetahuan akan layanan finansial termasuk investasi yang baik. Tingginya harga penjualan perdana dan turunnya harga beberapa hari kemudian adalah hal biasa.

Animo yang besar untuk saham Bukalapak merupakan hal yang wajar. Mayoritas investor saham di Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda yang erat dengan teknologi.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Januari, investor berusia di bawah 40 tahun mencapai 1,39 juta investor atau setara dengan 75% dari total investor domestik.

Ini merupakan hal yang baik dan potensi yang besar, karena generasi muda telah tertarik untuk berinvestasi.

Dengan berinvestasi saham, maka investor bisa mendapatkan imbal balik yang lebih besar dibandingkan investasi seperti di tabungan dan deposito.

Hasil dari imbal balik investasi ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan yang positif, seperti membuat dana cadangan atau darurat yang penting dimiliki di saat penuh ketidakpastian.

Namun sebaiknya, semakin banyak investor muda memiliki literasi keuangan yang mumpuni, sehingga bisa bijak dalam menggunakan uangnya untuk berinvestasi.

Memiliki literasi keuangan yang baik akan membuat investor muda mampu mengelola risiko investasi, mencegah menjadi korban penipuan seperti kasus TikTok Cash beberapa waktu lalu dan lebih baik lagi bisa membuat pilihan investasi ke instrumen hijau atau yang berkelanjutan.

Namun tua dan muda sebaiknya tidak berhenti belajar, seperti yang dikatakan oleh pendiri Amerika Serikat, Benjamin Franklin yang berkata bahwa investasi di pengetahuan memberikan imbal balik yang terbaik.

Salam

Yessar Rosendar

Business + Economy (Indonesian edition)

Bisnis + Ekonomi