The Conversation

Halo Pembaca, semoga Anda sehat dan lancar aktivitasnya.

Pandemi COVID-19 di berbagai belahan dunia secara umum mulai terkendali, termasuk di Indonesia.

Ini kabar menggembirakan. Namun di balik kabar baik itu, tersimpan kabar buruk: kasus hipertensi (tekanan darah tinggi) dilaporkan naik di berbagai negara. COVID-19 secara langsung memang tidak berdampak pada naiknya hipertensi, tapi kebijakan pembatasan sosial, pembatasan gerak, dan berbagai pembatasan lainnya telah mengubah pola konsumsi penduduk dunia.

Salah satunya adalah penduduk lebih banyak mengkonsumsi natrium (garam) tinggi, yang melebihi batas kebutuhan tubuh. Sejumlah riset telah menunjukkan bahwa bahan makanan dan makanan yang diolah dan diawetkan oleh industri makanan baik skala besar maupun kecil mengandung banyak natrium tinggi. Makanan kaleng (canned foods), makan beku, makanan instan, serta makanan ringan (snacks) merupakan produk-produk yang dikenal dengan kandungan garam natrium yang tinggi. Makanan ini sangat populer selama pandemi karena praktis, harganya terjangkau dan tersedia secara offline maupun online.

Padahal, konsumsi natrium berlebihan bisa meningkatkan risiko hipertensi dan dampak ikutannya bisa meningkatkan beban biaya kesehatan akibat hipertensi, baik beban di masyarakat maupun keuangan negara.

Karena itu, produsen makanan perlu berinovasi untuk mengurangi kandungan natrium dalam produknya. Konsumen perlu meneliti komposisi natrium yang tercantum dalam kemasan produk. Sebab sampai sejauh ini,  Kementerian Kesehatan Indonesia baru tahap “menganjurkan” untuk mengurangi konsumsi natrium, belum mengontrol secara ketat batasan maksimal natrium pada makanan olahan produksi pabrik. Ada memang peraturan dari BPOM tentang batas tambahan bahan pangan, tapi tak ada aturan hukuman bagi para pelanggar.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelar pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular, termasuk hipertensi, 27 Mei 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa

Pandemi ubah pola makan: konsumsi garam berlebihan sehingga naikkan kasus hipertensi

Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo, Universitas Ciputra

jumlah natrium yang jauh lebih besar umumnya ditambahkan selama pemrosesan makanan di ruang produksi industri makanan olahan dan kemasan baik skala besar maupun kecil.

Kesehatan

Sains + Teknologi