The Conversation

Halo Pembaca,

Hujan yang sering turun telah meningkatkan genangan air dan kelembapan di berbagai kota di Indonesia. Genangan-genangan air dan kelembapan tinggi ini adalah tempat favorit nyamuk untuk berkembang biak, termasuk nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus penyebab demam berdarah. Telur nyamuk yang belum menetas menjadi menetas saat habibatnya mulai tergenang air hujan. Dampaknya, populasi nyamuk meningkat sehingga bisa meningkatkan risiko penularan demam berdarah.

Menteri Kesehatan telah memperingatkan bahwa selain COVID-19, kini demam berdarah juga sedang mengintai masyarakat. Jika orang yang terkena demam berdarah terlambat ditangani, bisa menyebabkan kematian.

Tahun lalu, misalnya, di negeri ini ada sekitar 68 ribu kasus demam berdarah dan menyebabkan kematian lebih dari 600 orang. Masalah ini menjadi serius karena kasus demam berdarah d Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara dan peringkat kedua di dunia. Kerugian akibat demam berdarah, setidaknya mencapai Rp 3,1 triliun per tahun.

Masalah demam berdarah selalu berulang setiap tahun dan penyebabnya selalu sama. Karena itu selain program 3M Plus, sudah saatnya pemerintah mengadopsi penggunaan Wolbachia sebagai alternatif pencegahan demam berdarah di tingkat nasional. Metode ini sudah diuji-cobakan di Yogyakarta dengan hasil yang positif. Vaksin untuk demam berdarah, sampai sejauh ini masih terbatas, dan ada juga yang masih dalam pengembangan.

Dengan demikian, pemerintah dan masyarakat perlu mengoptimalkan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tersedia dan terbukti berdasarkan sains.

Science Leadership Collaborative: Call for applicants

The Conversation Indonesia membuka pendaftaran bagi peneliti muda Indonesia untuk bergabung dalam program Science Leadership Collaborative (SLC). Melalui program ini, para peneliti yang menjadi peserta akan merasakan apa yang disebut sebagai kepemimpinan transformasional: mereka akan belajar untuk berinovasi, mempengaruhi bidang riset dan komunitasnya, serta memobilisasi sumber daya dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi berbagai permasalahan kompleks yang kita hadapi.

Cari tahu lebih lanjut tentang program SLC di laman ini.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Kesehatan, Kepala Divisi Training

Tenda darurat didirikan untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Undata, Palu, Sulawesi Tengah, 23 Februari 2022 karena ruang yang tersedia tidak mencukupi akibat lonjakan kasus. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/hp

Kasus COVID masih tinggi: bagaimana pandemi menggeser “hospital” ke “home-spital”

William William, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Berkaca dari efisiensi dan fleksibilitas yang ditawarkan, bukan tidak mungkin setelah pandemi pun konsep “home-spital” akan terus menjadi tren di masyarakat, meski hanya untuk kasus-kasus ringan.

Kesehatan

Sains + Teknologi

In English