The Conversation

Halo, semua! Semoga selalu dalam keadaan sehat.

Kembali lagi dalam Nawala TCID. Hari ini, saya Robby Irfany Maqoma – Editor Lingkungan The Conversation Indonesia, akan berbagi sorotan kabar terkait isu lingkungan di Indonesia dan mancanegara.

Salah arah proyek karbon Pertamina

PT Pertamina mengumumkan salah satu rencana untuk menurunkan emisi gas rumah kacanya dengan menerapkan teknologi penangkapan, penyimpanan, dan utilisasi karbon. Perseroan minyak dan gas bumi pelat merah ini menggandeng korporasi asal Jepang, Mitsui, untuk melaksanakan kajian komersial.

Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage atau CCS) semestinya menjadi solusi untuk meredam emisi dari sektor industri berat seperti persenjataan, alat berat, dan sebagainya. Sebab, industri ini membutuhkan energi yang sangat besar, sehingga belum bisa mendapatkan pasokan energi yang cukup dari sumber terbarukan.

Nyatanya, sebagian besar proyek CCS yang tercatat di dunia bukan dilakukan untuk industri tersebut, melainkan untuk melanggengkan pengerukan bahan bakar fossil.

Padahal, proyek CCS ditaksir memiliki lebih banyak risiko ketimbang manfaat. Misalnya kebutuhan energi maha besar, harga yang sangat mahal, dan pelepasan emisi yang jauh lebih parah.

Selain itu, di tengah-tengah ambisi proyek karbon, proyek pengeboran migas baru Pertamina masih tetap berjalan. Pertamina masih merencanakan target produksi minyak dan gasnya hingga 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari hingga 2030 mendatang.

Istiqlal: masjid ramah lingkungan pertama di dunia

International Finance Corporation – lembaga pendanaan di bawah Bank Dunia – menyematkan sertifikat ramah lingkungan Exellence in Desing for Greater Efficiencies (EDGE) untuk masjid Istiqlal, Jakarta. EDGE menjadi standar bangunan hijau untuk membantu negara-negara berkembang memperhatikan aspek lingkungan dalam pendirian bangunan.

Penghargaan ini merupakan yang pertama diberikan bagi masjid di seluruh dunia.

Selain desain bangunan yang ramah lingkungan, Istiqlal juga berpeluang untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pemakaian pembangkit listrik tenaga surya. Hasil analisis Greenpeace bersama aliansi muslim pegiat lingkungan, Ummah for Earth, menyatakan panel surya juga berpeluang terpasang di area seluas 20.200 m2 di Istiqlal. Laporan ini menghitung produksi listrik dari panel tersebut mencapai 1.441 megawatt, dengan potensi penghematan sebesar US$ 103 ribu (setara Rp 1,47 miliar) setahun.

99% populasi dunia menghirup udara tercemar

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir laporan terbarunya yang menyatakan hampir seluruh penduduk bumi menghirup udara yang tidak sehat. Laporan berbasis temuan dari 6000 kota dari 117 negara.

Pencemaran ini berasal dari nitrogen oksida (NO2) maupun partikel halus berukuran 10 mikron (PM10) ataupun 2,5 mikron. Kedua polutan itu terkait dengan pembakaran bahan bakar fossil.

Banyak polutan berjenis PM10 dan PM2,5 yang juga dihasilkan negara-negara di belahan bumi utara. Namun, karena udara yang lebih dingin, polutan tersebut justru tersapu ke daerah yang lebih hangat di selatan.

Sekilas riset: 5.500 virus baru ditemukan di lautan

Tim peneliti dari Ohio State University mengumumkan hasil riset terbarunya yang menemukan 5.500 virus baru di lautan. Ribuan temuan itu termasuk dalam virus RNA – yang kerap diketahui menyebabkan penyakit, mulai dari flu sampai COVID-19. Virus ini juga lebih cepat bermutasi ketimbang virus DNA.

Baca penelitian selengkapnya yang terbit di jurnal Science, pekan lalu.

-

Nantikan hasil kurasi isu-isu lainnya oleh editor The Conversation Indonesia yang dikirim langsung ke surelmu setiap hari.

Salam lestari!

Robby Irfany Maqoma

Editor Lingkungan

Lingkungan