The Conversation

Halo, semua! Semoga selalu dalam keadaan sehat.

Kembali lagi dalam Nawala TCID. Hari ini, saya Robby Irfany Maqoma – Editor Lingkungan The Conversation Indonesia, akan berbagi sorotan kabar dan analisis teranyar seputar isu lingkungan di Indonesia dan mancanegara.

Aib lingkungan Elon Musk

Konglomerat Elon Musk kerap diklaim sebagai pengusaha yang mendukung transisi energi bersih dan pelestarian lingkungan.

Namun, laporan terbaru justru menyatakan aktivitas fasilitas peluncuran roket perusahaan Elon, SpaceX, justru berisiko mengganggu satwa liar di Cagar Alam Lower Rio Grande Valley di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko.

SpaceX ini juga berencana membangun fasilitas gas bumi untuk menunjang aktivitas peluncuran roket dan eksplorasi luar angkasa.

Selain risiko lingkungan, aktivitas SpaceX juga diprotes warga Brownsville, kota di ujung selatan Texas, karena membatasi aktivitas masyarakat di kawasan pesisir yang notabene merupakan tempat publik. Ini belum terhitung risiko gentrifikasi yang kian memarginalkan penduduk setempat. Brownsville merupakan salah satu daerah termiskin di Texas.

Hal yang sama juga diprediksi terjadi jika Elon membangun fasilitas serupa di Pulau Biak, Papua. Tempat yang digadang-gadang menjadi landasan roket SpaceX selanjutnya ini, menurut analisis antropolog Sophie Chao, dapat melanggengkan perampasan tanah adat dan mengganggu kehidupan warga setempat.

Simak analisis Sophie selengkapnya di The Conversation.

BRI setop pembiayaan energi fossil

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI) mengklaim tidak lagi memberikan kredit untuk proyek pertambangan batu bara, minyak, dan gas bumi. Langkah ini menjadikan BRI sebagai bank pertama di Indonesia yang menarik diri dari pembiayaan energi fossil.

Berdasarkan data Global Coal Exit, BRI termasuk bank kedua terbesar yang memiliki portofolio kredit proyek batubara. Angka pembiayaannya mencapai US$ 698 juta (sekitar Rp 10,16 triliun). Sedangkan bank pertama dengan portofolio ‘hitam’ terbesar di Indonesia adalah Bank Mandiri (US$ 4,0 miliar atau setara Rp 58,4 triliun)

Terkait hal ini, analisis kandidat doktor dari Tohoku University, Achmed Shahram Edianto, dalam artikelnya di The Conversation menyatakan Indonesia merupakan negara yang tergolong perkasa dalam menyokong proyek energi fossil. Misalnya, pembiayaan luar negeri pembangkit listrik tenaga uap di Indonesia mencapai US$ 17 miliar (setara Rp 243 triliun), jauh lebih tinggi dibandingkan pembangkit listrik energi terbarukan yang hanya US$ 1 miliar )Rp 14,3 triliun). Uraian selengkapnya dapat dibaca di tautan ini.

Kepunahan tumbuhan di pulau penjara

Meski berstatus kawasan konservasi, Cagar Alam Nusakambangan Barat belum optimal melindungi tumbuhan dilindungi. Laporan terbaru menyatakan pembalakan liar di kawasan ini masih terjadi. Pembalak menyasar pohon pelahlar hingga jumlahnya tinggal sedikit, tak lebih dari 47 individu dewasa per 2018 lalu. Tumbuhan ini diminati karena memiliki kayu berkualitas baik untuk bahan bangunan, pembuatan kapal, ataupun kegiatan pertukangan lainnya.

Menurut petugas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pembalak yang kerap ditangkap kebanyakan adalah masyarakat sekitar. Namun, ada juga rumor yang mengatakan penebangan pelahlar diakomodasi oleh petugas yang nakal.

Ada dua otoritas di pulau ini, pertama adalah Kementerian Lingkungan yang mengelola cagar alam. Lalu ada Kementerian Hukum dan HAM yang menjaga Areal Penggunaan Lain (APL), kawasan hutan yang diperuntukkan bagi aktivitas pemasyarakatan.

Temuan ini diperkuat oleh data Yayasan Auriga Nusanta, yang menyatakan pada tutupan hutan di Nusakambangan selama 2001-2020 mencapai 382,08 hektare.

-

Nantikan hasil kurasi isu-isu lainnya oleh editor The Conversation Indonesia yang dikirim langsung ke surelmu setiap hari.

Salam lestari!

Robby Irfany Maqoma

Editor Lingkungan

Lingkungan