Halo pembaca,

Semoga Anda sehat dan lancar aktivitasnya.

Kasus harian pandemi COVID-19 di Indonesia menunjukkan penurunan yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Pada 1 Oktober ada sekitar 1.600 kasus baru, tapi kasus aktif masih 34.000 kasus. Artinya risiko penularan masih cukup tinggi. Karena itu, pandemi COVID-19 di Indonesia belum berakhir dan protokol kesehatan seharusnya belum dilonggarkan. Virus corona masih beredar di masyarakat.

Hal yang kini mengkhawatirkan adalah data terbaru menunjukkan sekitar 15 ribu anak-anak sekolah terpapar COVID-19 sejak Maret 2020. Data yang baru diungkap Kementerian Pendidikan ini memunculkan pertanyaan besar, apakah sekolah tatap muka yang dilaksanakan sebagian sekolah bisa dilanjutkan? Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah memastikan bahwa pemerintah tidak akan menutup lagi sekolah. Hanya sekolah-sekolah yang ditemukan kasus saja yang ditutup dalam jangka waktu tertentu.

Baru-baru ini kami menerbitkan artikel untuk menunjukkan perlunya pemerintah dan sekolah melakukan mitigasi yang menyeluruh agar anak sekolah dan guru lebih kecil risikonya terpapar virus corona. Kita perlu memperkuat kerja sama antara orang tua, sekolah, dan para pihak terkait untuk memastiikan anak-anak kita aman di sekolah agar pembelajarannya bisa optimal. 

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Kesehatan, Kepala Divisi Training

Siswa mencuci tangan setelah ikut pembelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta Selatan, 30 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc

Klaim herd immunity di Jakarta berbahaya: 2 juta anak belum divaksin dan belum aman dari ancaman COVID

Windy Liem, PUSKAPA; Santi Kusumaningrum, PUSKAPA

Perubahan pola pembelajaran dan transisi pada tatap muka terbatas perlu memikirkan kerentanan anak berbasis bukti sehingga sekolah dan kita semua bisa melindungi mereka.

Kesehatan

In English