Halo pembaca,

Semoga Anda sehat dan lancar aktivitasnya.

Kita perlu mendukung langkah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegakkan otoritas dan tanggung jawabnya dalam kaitan praktik yang baik dan akuntabel riset vaksin COVID-19.

Baru-baru ini, BPOM telah menyatakan dengan tegas bahwa riset vaksin Nusantara, yang dikomandani oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Putranto, tidak melakukan uji klinik pada hewan dan mayoritas relawan pada uji klinik pertama juga mengalami kejadian tidak diinginkan.

Masalahnya adalah beberapa anggota DPR dan tokoh justru menjadi relawan pengambilan sampel darah untuk uji vaksin tahap kedua di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto. Padahal BPOM menyatakan riset ini belum ada izin dan bermasalah pada uji tahap pertama.

Terpukau dengan narasi “sentimen kedaulatan dan demi negara”, para politikus dan tokok publik mendukung riset vaksin Nusantara yang tidak melewati standar klinis BPOM. . Dan semua bahan baku berasal dari luar negeri. .

Indonesia punya pengalaman berharga saat Universitas Airlangga bekerja sama dengan TNI AD dan Badan Intelijen Negara menabrak prosedur yang baku dalam “meramu” obat untuk penyakit COVID-19 tahun lalu. BPOM menyimpulkan bahwa proses riset tersebut tidak kredibel dan obatnya tidak boleh diproduksi massal.

Karena itu, uji klinik vaksin dan obat yang tidak sesuai dengan standar Cara Uji Klinik yang Baik harus dihentikan. BPOM dan Kementerian Kesehatan harus menindak tegas terhadap riset yang berpotensi membahayakan manusia. Taruhannya bukan hanya menggunakan dana negara secara tidak efisien, tapi yang lebih penting adalah keselamatan dan keamanan peserta uji klinik dan masyarakat.

Ahmad Nurhasim

Editor Sains + Kesehatan, Kepala Divisi Training

Sejumlah pasien penderita Tuberkulosis (TB) antre saat akan menjalani pemeriksaan rutin di Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan. ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan/ss/13.

Pandemi ancam kesembuhan pasien tuberkulosis, sebuah riset ungkap strategi untuk atasi ini

Ivan Surya Pradipta, Universitas Padjadjaran

Dengan adanya teknologi, masalah pasien TB yang bersifat personal bisa diatasi dan target pemerintah Indonesia untuk bebas TB pada tahun 2030 bukan hanya jargon semata.

Kesehatan

Sains + Teknologi

In English