Halo Pembaca,

Semoga Anda sehat dan sehat selalu.

Kali ini saya akan menyarikan beberapa artikel yang menarik untuk dibaca dalam pekan ini.

Jaksa Agung Amerika Serikat “mendenda” produsen rokok eletronik Juul Labs US$ 438,5 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun untuk diserahkan kepada 33 negara bagian di sana yang menggugat pemasaran Juul yang menyasar remaja. Denda yang cukup besar itu merupakan buntut dari penyelidikan Jaksa Agung selama dua tahun terhadap praktik pemasaran dan penjualan vaping tersebut yang menyasar para remaja. Produsen rokok eletrik ini, menggunakan media sosial, infuencer, dan pesta untuk menjerat remaja agar kecanduan nikotin dari vaping.

Sampai sejauh ini, di luar soal hukum, raksasa teknologi semacam Meta masih memberikan celah untuk mempromosikan rokok secara digital. Tanpa ada regulasi global dan nasional kepada perusahaan media sosial yang melarang penjualan rokok via media sosial, maka produsen rokok konvensional dan elektrik akan terus menggunakan celah tersebut untuk menyasar remaja agar menjadi pecandu nikotin. Beberapa riset telah menunjukkan bahwa paparan iklan rokok elektik di internet terbukti mendorong orang muda untuk mencoba rokok jenis baru ini.

Karena itu, pemerintah Indonesia harusnya mulai berpikir untuk memperketat regulasi terkait pemasaran rokok di internet.

**

DISKUSI PERISTIWA 1965

Tahun ini kita memperingati 57 tahun peristiwa Gerakan 30 September 1965 sebagai sebuah tragedi kemanusiaan, bagian dari sejarah panjang pembentukan negara Indonesia.

Pertanyaan-pertanyaan tentang tragedi 1965 hingga saat ini juga masih terus bermunculan, dan masih banyak pihak yang mencari jawaban atas kebenaran dari kejahatan HAM masa lalu tersebut. Baik dari aksi damai di jalanan, produksi karya film, tulisan, maupun musik, adalah medium yang dipakai untuk bercerita tentang tragedi 1965 dan mencari jalan tengah agar konflik dan stigma tidak perlu lagi dimunculkan.

Pada episode Instagram Live The Conversation Indonesia kali ini, kita akan mengupas tuntas cerita-cerita tentang tragedi 1965 melalui kacamata seni bersama Cholil Mahmud, musisi sekaligus pemerhati isu HAM, dan Gloria Truly Estrelita, peneliti isu 1965.

30 September 2022  pukul 19.00 - 20.00 WIB

Live at @conversationidn (The Conversation Indonesia Instagram account)